Protokol kesehatan diharapkan menjadi bagian dari gaya hidup yang tak bisa ditinggalkan selama pandemi COVID-19. Epidemiolog dari Universitas Andalas Padang, Defriman Djafri, mengatakan disiplin protokol kesehatan masih tetap menjadi andalan dalam melawan COVID-19.
“Menjadi andalan memang, perilaku penerapan protokol kesehatan setiap aktivitas kegiatan yang dijalankan selama pandemi ini masih ada,” kata Defriman.
Ia menuturkan di masa pandemi COVID-19 penerapan protokol kesehatan sudah seharusnya ditonjolkan. Selain itu, pengawasan, evaluasi, dan pemantauan protokol kesehatan yang meliputi #pakaimasker, #jaga jarak dan mengurangi mobilitas, serta #cucitangan dengan sabun dan air mengalir juga harus diperketat.
Saat ini, masih banyak tantangan dalam menghadapi pandemi COVID-19, antara lain varian baru yang belum lama ini muncul, Omicron, kekebalan yang tidak bertahan lama, dan distribusi vaksin yang belum merata. Oleh karena itu, selain mengejar kekebalan kelompok dengan vaksinasi COVID-19, hal yang juga penting adalah terbentuknya perilaku masyarakat luas untuk melakukan protokol kesehatan secara ketat.
Defriman mengatakan pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat tidak perlu diperdebatkan karena posisinya sama penting seperti vaksin COVID-19. Semua itu sebagai intervensi dalam pengendalian dan pencegahan penularan COVID-19.
COVID-19 menular dari orang ke orang. Oleh karenanya, pembatasan mobilitas berperan sebagai salah satu langkah meminimalkan risiko penularan.
“Semakin banyak orang bergerak atau bertemu, semakin mungkin terinfeksi dan semakin banyak orang terinfeksi, semakin besar kemungkinan virus bermutasi dan ujung semuanya tentu yang akan dipertaruhkan angka mortalitas ke depan yang harus dipertanggungjawabkan,” tuturnya.